Jumat, 08 April 2022

Framework (Kerangka Kerja) yang digunakan pada ITSM

 


           ITSM atau singkatan dari Information Technology Service Management dalam Bahasa Indonesia artinya Manajemen Layanan Teknologi Informasi merupakan metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI), secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.

ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses, seperti TQM, Six Sigma, Business Process Management, dan CMMI. Disiplin ini tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan TI dan interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi.

ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang disebut operations architecture, arsitektur operasi) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya. Banyak pula perusahaan non-teknologi, seperti pada industri keuangan, ritel, dan pariwisata, yang memiliki sistem TI yang berperan penting, walaupun tidak terpapar langsung kepada konsumennya.

Kerangka kerja (framework) yang dianggap dapat memberikan contoh penerapan ITSM di antaranya:

1.      Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

        Menyadur IBM, sistem yang dikenal dengan sebutan ITIL tersebut merupakan sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk membakukan pemilihan, perencanaan, pengiriman, dan pemeliharaan layanan IT dalam bisnis.

        Tujuan sistem ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai pemberian layanan yang telah diprediksi oleh perusahaan.

        Kerangka kerja ITIL memungkinkan administrator database untuk menjadi mitra layanan bisnis dan bukan hanya sebagai dukungan back-end saja.

        Panduan dan praktik terbaik ITIL menyelaraskan tindakan dan pengeluaran departemen IT dengan kebutuhan bisnis.

        Tak hanya itu, seluruh aktivitas dan kinerja tim IT perusahaan akan disesuaikan seiring adanya pertumbuhan atau pergeseran dalam strategi bisnis.

2.      Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)

        COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT dikembangkan oleh IT governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA)

        Menurut Campbell COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT governance. COBIT berupa kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu organisasi bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk membentuk suatu standar yang umum berupa panduan pada lingkungan yang lebih spesifik. Secara terstruktur, COBIT terdiri dari seperangkat contol objectives untuk bidang teknologi indormasi, dirancang untuk memungkinkan tahapan bagi audit.

          Menurut IT Governance Institute Control Objectives for Information and related Technology (COBIT, saat ini edisi ke-4) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen and pengguna ( user ) untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis.

3.      Software Maintenance Maturity Model

        Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.

4.      PRM-IT IBM’s Process Reference Model for IT

5.      Application Services Library (ASL)

        Aplikasi Layanan Perpustakaan (ASL) adalah kerangka kerja domain public dari praktik terbaik yang digunakan untuk standarisasi proses dalam Aplikasi Manajemen, disiplin memproduksi dan memelihara sistem informasi dan aplikasi. Istilah “perpustakaan” digunakan karena ASL disajikan sebagai satu set buku yang menggambarkan praktek-praktek terbaik dari industri TI. Hal ini dijelaskan dalam beberapa buku dan artikel (banyak dari mereka hanya tersedia dalam Bahasa Belanda) dan di situs resmi ASL BiSL Foundation.

6.      Business Information Services Library (BISL)

        BiSL adalah standar domain publik sejak tahun 2005, diatur oleh Lembaga ASL BiSL (sebelumnya Lembaga ASL). Kerangka kerja ini menggambarkan standar untuk proses dalam manajemen informasi bisnis di strategi, manajemen dan operasi tingkat. BiSL berkaitan erat dengan ITIL dan ASL kerangka, namun perbedaan utama antara kerangka kerja ini adalah bahwa ITIL dan ASL focus pada pasokan sisi informasi (tujuan organisasi TI), sedangkan BiSL berfokus pada sisi permintaan (yang timbul dari organisasi pengguna akhir).

7.      Microsoft Operations Framework (MOF)

        Microsoft Operation Framework (MOF) 4.0 adalah serangkaian panduan yang bertujuan membantu teknologi informasi (TI) professional menetapkan dan menerapkan layanan yang handal dan hemat biaya.

8.      eSourcing Capability Model for Service Providers (eSCM-SP) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management.

            eSourcing Capability Model  for Service Providers (eSCM-SP) adalah suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh ITSqc di Carnegie Mellon University. eSCM-SP adalah “praktek terbaik” model kemampuan dengan tiga tujuan :

-  Untuk memberikan penyedia layanan bimbingan yang akan membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka di seluruh sourcing siklus hidup

-  Untuk menyediakan klien dengan cara yang obyektif mengevaluasi kemampuan penyedia layanan

-  Untuk menawarkan penyedia layanan standar untuk digunakan saat membedakan diri dari pesaing.

Beberapa proses dari ITSM itu yaitu:

•   Bagaimana menjaga keseimbangan antara bisnis layanan teknologi informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan customer.

•  Melayani dengan TI yang berkualitas dan dengan harga yang sesuai dengan keefektifan TI yang diberikan.

•  Membina kerjasama yang baik antara pihak suplier dan customer dengan tidak saling mengecewakan dan dapat memberikan layanan yang terbaik.

•  Membina dan melayani dengan tingkat kemampuan melayani sebaik- baiknya customer yang nantinya akan mempengaruhi terhadap kepuasan yang akan didapatkan customer tersebut

        Namun, ada hal yang mempengaruhi tantangan dalam manajemen layanan teknologi informasi, Diantaranya Menjaga jalannya layanan TI setiap saat, Mengoptimalkan biaya TI, Mengelola resiko dan kompleksitas TI, Mencapai kepatuhan hukum dan peraturan,  Mengelola perubahan volume yang lebih tinggi,dan Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan bisnis. Beberapa layanan TI yang digunakan seperti penggunaan komputer,print-sharing,internet maupun software bisnis tertentu.

ITSM memiliki empat perspektif atau atribut untuk menjelaskan konsep ITSM,Hubungan dari masing-masing perspektif sebagai berikut:

a. Partners/Suppliers

Perspektif partners/suppliers memperhitungkan pentingnya mitra dan hubungan dengan supplier/pemasok external demi membangun kontribusi yang positif pada layanan.

b. People

Perspektif people berkaitan dengan bagaimana mengelola sumber daya manusia seperti staf TI, pelanggan dan stakeholder lainnya guna memenuhi kebutuhan layanan TI.

c. Product/Technology

Perspektif product/technology fokus pada memperhitungkan teknologi yang digunakan, perangkat keras & perangkat lunak, anggaran dan infrastruktur layanan TI.

d. Process

Perspektif process berkaitan dengan menjaga proses layanan agar dapat disampaikan kepada pengguna sesuai dengan aliran proses yang telah direncanakan sehingga dapat memuaskan para pelanggan.


sumber :

https://glints.com/id/lowongan/information-technology-infrastructure-library/

https://itgid.org/cobit-control-objectives-for-information-technology/

https://yuliahendro.blogspot.com/2018/03/software-maintenance-maturity-model.html

https://naufalakmalfauzi.wordpress.com/2017/03/17/manajemen-layanan-sistem-informasi/

https://bagasyogatama778.blogspot.com/2018/04/kerangka-kerja-framework-penerapan-itsm.html



0 komentar:

Posting Komentar